w

Islam Damai dan Perang

Islam damai

Islam adalah agama damai. Tetapi ajaran Islam damai seringkali tercoreng oleh ulah sebagian umat Islam yang bertindak ekstrem dengan mengatasnamakan Islam. Di tempat lain kalangan non-Muslim semakin memantapkan stigma negatif mereka terhadap Islam bahwa Islam adalah agama ekstremis dan mengajarkan peperangan. Dalam sejarah Islam memang terdapat peperangan yang dilakukan kepada musuh Islam, tetapi jika kita memperhatikan mengapa terjadi peperangan tersebut, maka kita akan berkesimpulan bahwa peperangan yang terjadi di dalam Islam adalah peperangan yang terpaksa dilakukan untuk membela diri dan bukan untuk menyerang. Tulisan berikut mungkin bisa menjadi gambaran kita tentang peperangan di dalam Islam. Dikutip dari 1artikelislam.blogspot.com. (Perbedaan Islam yang Damai dan Kelompok Muslim Teroris)


Turunnya Izin Perang dalam Islam

Izin perang dalam Islam terdapat dalam Surah Al-Hajj 39-40:

"Telah diizinkan bagi mereka yang telah diperangi, disebabkan mereka telah dianiaya Dan sesunngguhnya Allah berkuasa menolong mereka. Orang-orang yang telah diusir dari rumah-rumah mereka tanpa hak, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.” Dan sekiranya tidak ada tangkisan Allah terhadap sebagian manusia oleh sebagian yang lain, maka akan hancurlah biara-biara serta gereja-gereja Nasrani dan rumah-rumah ibadah Yahudi serta masjid-masjid yang banyak disebut nama Allah di dalamnya. Dan pasti Allah akan menolong siapa yang menolong-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, Maha Perkasa.

Di dalam ayat ini Allah mengatakan bahwa izin ini diberikan untuk membela diri, karena jika umat Islam tidak membela diri, maka kedamaian seluruh dunia akan terancam. Para penentang tidak hanya ingin menghilangkan Islam, tetapi sebenarnya ingin mengancam semua agama. Oleh karena itulah Al-Qur'an menyatakan bahwa jika izin tidak diberikan maka tidak akan ada gereja, sinagog, kuil, masjid dan tempat ibadah lainnya yang akan aman. Oleh karena itu, umat Islam diizinkan untuk melawan yang bukan saja untuk menyelamatkan Islam tetapi juga untuk menyelamatkan agama itu sendiri, seperti tersebut dalam ayat diatas.

Dalam penjelasan ini, kita akan dapat memahami betapa kelirunya umat Islam sekarang yang mengklaim bahwa mereka diizinkan untuk membunuh non-Muslim; merebut wilayah kekuasaan dan memperbudak mereka. Sebaliknya Islam adalah agama yang menjamin hak-hak setiap individu untuk hidup dengan kebebasan dan kemerdekaan. Dan Islam adalah agama yang menjamin hak setiap individu untuk hidup dengan damai dan rukun, terlepas dari iman dan latar belakang mereka.

Rasulullah saw contoh Perdamaian

Rasulullah saw, Contoh dalam Membangun Masyarakat yang Bersatu dan Damai
Saya telah sebutkan sebelumnya, bagaimana Nabi saw berhijrah ke Madinah bersama para pengikutnya dan cara dimana umat Islam melebur dengan masyarakat lokal adalah contoh yang sempurna bagaimana berhijrah dan berintegrasi ke dalam lingkungan masyarakat baru.
Sebelum umat Islam tiba ada dua kelompok utama yang tinggal di kota Madinah - orang-orang Yahudi dan orang Arab. Setelah kedatangan Islam kelompoknya menjadi tiga yaitu umat Islam, orang-orang Yahudi dan orang Arab non-Muslim. Nabi saw segera menyatakan bahwa penting bagi mereka untuk hidup damai dan rukun sehingga beliau mengusulkan perjanjian damai diantara mereka. Menurut ketentuan perjanjian ini masing-masing kelompok dan masing-masing suku diberikan hak-hak mereka. Kehidupan dan kekayaan semua pihak dijamin dan setiap kebiasaan yang sudah ada diantara suku-suku juga harus dihormati. Hal ini juga disepakati bahwa jika ada seseorang datang dari Mekkah dengan tujuan untuk menimbulkan kerugian atau kerusakan ia tidak akan diberikan perlindungan oleh siapapun di Madinah dan juga tidak akan dilibatkan dalam pakta perjanjian apapun dengan mereka. Selanjutnya jika musuh bersama menyerang Madinah maka ketiga kelompok akan bergabung bersama-sama dan mempertahankan kota sebagai kesatuan, meskipun juga ditetapkan bahwa non-Muslim tidak akan dipaksa berjuang bersama kaum Muslim jika belakangan pernah diserang atau diperangi di luar madinah.

Selain itu perjanjian orang-orang Yahudi dengan kelompok lain akan dihormati oleh umat Islam. Orang-orang yahudi akan hidup dengan agama mereka dan Muslim akan tinggal dengan agama mereka.

Dalam ketentuan yang diterima oleh ketiga kelompok tersebut, disepakati juga Nabi Muhammad saw sebagai Kepala Negara. Meskipun demikian, seperti yang saya katakan sebelumnya, orang-orang Yahudi tidak akan terikat oleh Syariah tetapi akan terikat hanya dengan hukum dan adat istiadat Yahudi. Ini adalah contoh sempurna dari toleransi dan saling menghormati dari Nabi Muhammad saw, tetapi pada saat ini ISIS telah mengklaim bahwa Hukum Syariah harus ditegakkan pada setiap orang, tidak peduli agama atau latar belakang mereka.

Pada saat itu, Nabi Muhammad saw juga menegakkan hak-hak kaum wanita dalam perjanjian itu. Telah ditetapkan dengan jelas bahwa tidak boleh ada wanita diambil paksa dari rumahnya atau menentang kehendaknya. Dengan demikian, bagaimana dapat dibenarkan bahwa ISIS mengklaim bahwa wanita non-Muslim dapat dianggap sebagai harta dan barang bergerak mereka? Menurut perjanjian, tidak seorangpun boleh dipaksa untuk menerima Islam, sebaliknya dengan tegas dinyatakan bahwa orang-orang Yahudi dan non-Muslim di Madinah, akan diperlakukan dengan cinta dan kasih sayang dan dianggap sebagai saudara oleh umat Islam. Jadi inilah adalah ringkasan dari perjanjian yang yang saling mengikat masyarakat Madinah setelah kedatangan kaum Muslimin.

Sejarah telah mencatat bahwa umat Islam mentaati perjanjian itu dan jikapun ada pelanggaran itu dilakukan oleh pihak lain. Sebagai pemimpin yang diakui di Madinah, kadang-kadang Nabi Muhammad saw harus berurusan dengan para individu atau kelompok yang melanggar perjanjian atau terlibat dalam pelanggaran. Tetapi beberapa teguran diberikan secara wajar, sesuai dengan ketentuan perjanjian, dan bukan sikap tidak adil. Dengan demikian ini adalah manifestasi pemerintahan di dalam Islam, yang pondasinya telah diletakkan oleh Nabi Muhammad saw, kemudian dilanjutkan oleh para Khalifah Rasyidah dan sepanjang abad pertama Islam.

Dan hari ini, jika ISIS atau pemerintahan Islam manapun bertindak melawan prinsip-prinsip keadilan sejati dan persamaan tersebut, maka mereka tidak lain hanya untuk memenuhi kepentingan peribadi atau kepentingan politik mereka sendiri. Kalaupun mereka mengaku bertindak atas nama Islam, tetapi tindakan mereka itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam atau ajaran Nabi Muhammad saw.

Jika kita melihat sejarah Arab sebelum munculnya Nabi Muhammad saw, mereka adalah masyarakat dimana setiap suku berusaha untuk menegaskan hak-hak mereka melalui perang dan pertumpahan darah. Namun, dalam masyarakat yang sama, Nabi Muhamamd saw membawa sebuah revolusi dimana beliau mendirikan sebuah sistem peradilan yang tepat dimana masing-masing kelompok diperlakukan sesuai dengan tradisi atau keyakinan agama masing-masing. Jika seseorang mempelajari sejarah Islam awal dengan cara yang adil dan tidak bias, maka ia akan melihat bahwa selama era awal Nabi Muhammad saw dan para Khalifah Rasyidah, sikap umat Islam adalah sempurna.

Baca juga:
Jika Islam Damai Mengapa ada Perang?


Hukuman Penghujatan Terhadap Islam


Penghujatan atau penghinaan terhadap Islam saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh musuh Islam. Terlebih terhadap sosok Rasulullah saw yang sedemikian rupa telah digambarkan dengan sangat tidak sopan dan tuduhan-tuduhan palsu. Menanggapi hal-hal tersebut bagaimana Islam menanggapinya?


Pertanyaan selanjutnya yang sangat sering ditanyakan adalah hukuman penghujatan dalam Islam. Ini adalah satu hal lagi yang merupakan tuduhan besar dalam menentang Islam. Pertanyaannya adalah bahwa jika seseorang melakukan suatu penghujatan terhadap Allah taala, Rasulullah saw, Alquran atau hal-hal sakral dalam Islam dengan menggunakan bahasa kotor atau menunjukkkan rasa tidak hormat dengan cara apapun, maka apa hukuman untuk itu? Hal ini dikatakan dan diyakini oleh banyak orang termasuk orang Islam sendiri bahwa hukuman bagi penghujatan adalah hukuman mati. Pernyataan seperti itu sama sekali tidak benar.

Alquran sama sekali tidak menyebutkan bahwa hukuman untuk penghujatan adalah hukuman mati bahkan hukuman yang lebih rendah sekalipun. Dan sebenarnya tidak ada hukuman duniawi bagi kejahatan ini. Tidak diragukan lagi, menurut Islam penghujatan merupakan bentuk kejahatan yang sangat tercela dan menyakitkan hati, namun hukuman untuk ini sepenuhnya ada di tangan Allah taala. Allah mungkin akan menghukum pelakunya di kehidupan ini atau di kehidupan akhirat. Kami percaya bahwa setiap orang akan bertanggungjawab di hadapan Allah. Pada hari akhir nanti, Allah yang akan menjadi hakim, tetapi Allah tidak memberi hak kepada siapapun dalam kehidupan ini untuk memberikan hukuman apapun. Saya kutip disini referensi dari Alquran:


“Kamu pasti akan di uji dalam hartamu dan jiwamu, dan pasti kamu akan mendengar banyak hal  yang menyakitkan hati dari orang-orang yang telah diberi Alkitab sebelummu dan dari orang-orang musyrik. Dan jika kamu bersabar dan bertakwa, maka hal demikian sungguh merupakan urusan keteguhan hati.” (Q.S 3:186)

Tidak ada disebutkan jenis hukuman apapun disini. Allah taala mengatakan bahwa berbagai hal yang menyakitkan akan dikatakan tentang kalian. Seorang Muslim hanya diminta menunjukkan kesabaran ketika mereka mendapatkan penghinaan dengan cara apapun. Tetapi tidak disebutkan bentuk penghukuman apapun terhadap para penghujat.

Lebih lanjut Alquran menyatakan:

“Dan, sesungguhnya Dia telah menurunkan kepadamu di dalam Kitab ini bahwa apabila kamu mendengar Ayat-ayat Allah swt. diingkarnya dan dicemoohkannya, maka janganlah kamu duduk bersama mereka sebelum mereka beralih ke dalam percakapan lainnya. Jika demikian, sesungguhnya kamu niscaya semisal mereka. Sesungguhnya Allah swt. akan menghimpun orang-orang munafik dan orang-orang kafir semua di dalam Jahannam.” (Q.S 4:140)

Allah taala menyatakan bahwa ketika seseorang dengan suka hati melakukan penghujatan, satu-satunya tindakan dari orang-orang beriman adalah jangan terus menemani orang tersebut dan duduk bersama mereka lagi. Dan sekali lagi sama sekali tidak disebutkan hukuman bagi penghujatan.

Jadi apa yang dapat kita lakukan adalah dengan sabar dan doa, dan kalaupun kita ingin menunjukkan reaksi maka hal itu dilakukan dengan cara yang benar, bukan dengan cara yang salah. Dan kita tidak memiliki hak untuk menjatuhkan hukuman karena Allah taala sendiri tidak menetapkan hukuman maka kita tidak mempunyai hak untuk menjatuhkan fatwa penghukuman. 

Sumber: Menjawab Beberapa Keberatan Tentang Islam

ISLAM DISEBARKAN DENGAN PEDANG?


Benarkan penyebaran Islam dilakukan dengan pedang (perang)?

Salah satu hal yang dikaitkan terhadap Islam adalah adanya bentuk-bentuk peperangan di dalam Alquran dan peperangan yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw, yang mana hal itu telah meletakkan dasar kuat bahwa prinsip dasar dakwah Islam adalah dengan cara kekerasan benarkan demikian?

Analisis secara objektif tentang doktrin hukum Islam menunjukkan bukti bahwa kekuatan tak pernah merupakan unsur pertama dari ekspansi Islam. Purbasangka tersebut yang mengatakan bahwa tersiarnya Islam dengan cepat itu disebabkan oleh kekuatan pedang harus ditolak atau sedikitnya kekuatan pedang harus diperkecil sehingga menajadi faktor nomor dua yang memudahkan dan memungkinkan berhasilnya faktor-faktor lain yang bersifat spiritual. Karena tanpa faktor spiritual kekuatan brutal dari perang suci akan tak ada gunanya. Satu-satunya fakta bahwa bangsa Arab yang dikalahkan oleh kaum muslimin Arab kemudian mereka berhasil menggulingkan dominasi tersebut, tetapi tetap memeluk agama Islam, merupakan suatu fakta yang nyata.   Dan justru melalui hal yang spiritual itulah Islam telah tertanam dalam hati orang-orang Arab pada waktu itu.

Dalam dakwah Islam pedang tidak berperan apa-apa, justru peperangan defensif umat islam tersebut sebenarnya merupakan penghalangan bagi lajunya penyiaran agama Islam dengan cepat. Mengapa, karena:

  • Pertempuran-pertempuran itu telah dijadikan sarana untuk menyemaikan sentimen kebencian terhadap Islam. Api telah menyalakan api yang lebih besar lagi.
  • Keturunan dari para korban perang bisa bersumpah untuk membalas dendam, dan seluruh keluarga atau suku menganggap umat Islam bertanggung jawab terhadap terbunuhnya mereka itu. Dengan demikian agama yang teraniaya ini menjadi sasaran kebencian mereka yang tak beralasan itu.
  • Dalam keadaan dan situasi yang tidak bersahabat itu menjadi mustahil untuk menyiarkan seruan Islam kepada sebagian besar orang Arab dan sulit pulalah menghilangkan kesalahafahaman dari hati mereka. Sebagai akibatnya dengan sendirinya pertablighan itu terbatas kepada lingkungan yang amat sempit.
  • Dari antara orang-orang yang kepada mereka amanat sempat sampai dan mereka telah mengakui pula kebenarannya pun ada sebagian yang terdiri dari orang-orang lemah dan tidak berani menyatakan kebenaran, karena takut akan lingkungan yang tidak bersahabat itu, maka peperangan itu telah menimbulkan rasa ketakutan dahsyat dalam hati mereka.
  • Waktu yang dipakai umat Islam dalam rangka mengambil langkah bela diri memberi kesempatan sedikit sekali untuk menyibukkan diri dalam kegiatan-kegiatan tabligh (dakwah)
Dan memang faktanya ternyata Islam berkembang pesat adalah setelah masa-masa damai. Kita bisa melihat jumlah orang-orang yang memeluk agama Islam dalam masa yang penuh dengan cobaan-cobaaan selama 19 tahun mulai dari penerimaan wahyu pertama Rasulullah saw sampai dengan peristiwa Perdamaian Hudaibiyah adalah tak berarti sedikitpun jika dibandingkan dengan masa dua tahun masa damai sesudah Hudaibiah. Perkiraan paling banyak jumlah kaum pria yang ikut serta dalam perang sebelum Hudaibiah itu kurang lebih tiga ribu orang. Inilah jumlah yag paling banyak menurut perkiraan selonggar-longgarnya lasykar yang ikut pada perang Ahzab. Dibandingkan dengan itu jumlah lasykar Islam pada peristiwa penaklukan Mekkah meliputi 10.000 orang Islam. Tambahan tujuh ribu lasykar itu sedikit sekali yang masuk diantara masa Ahzab dan Hudaibiah dan dengan pasti jumlah yang sangat besar itu memeluk Islam dalam masa damai dua tahun sesudah peristiwa Hudaibiah.

Jadi dari sini kita bisa lihat bahwa perkembangan Islam bukan dengan jalan pedang melainkan orang-orang-orang kafir Mekkah memeluk Islam pada masa-masa damai. Orang-orang Mekkah tidak akan mau masuk Islam jika kita melihat alasan-alasan objektif diatas, karena kalaupun Islam menang belum tentu peperangan itu memenangkan hati juga. Sebaliknya dakwah Islam berkemabang dengan cara menaklukkan hati yang dilakukan dengan dakwah penuh hikmah dan kedamaian melalui contoh-contoh nyata yang diperlihatkan oleh umat Islam pada waktu itu.

Perbedaan Islam Dengan Agama Lain


islam

Perbedaan Islam dengan agama lain sangat luas cakupannya. Berikut adalah beberapa ciri pembeda antara agama Islam dengan Agama lain:


1.) Islam mempercayai Tuhan sebagai Maha Pencipta alam semeta ini dan menampilkan keesaanNya dengan kata-kata yang amat bersahaja, komprehensif dan menarik. Minat seorang pedusunan ataupun seorang terpelajar. Islam menyebut Tuhan sebagai Wujud Yang Paripurna, sumber segala keindahan dan bebas dari segal cacat. Dia Wujud Yang Maha Hidup yang menjelmakan diriNya dimana-mana dan yang mencintai makhlukNya serta mendengar permohonan-permohonan mereka. Tidak ada dari antara sifat-sifatnya yang telah ditangguhkan. Oleh karena itu Dia berkomunikasi dengan makhluk manusia seperti halnya Dia berkomunikasi sebelum ini dan tidak menutup jalan untuk mencapai Dia secara langsung.



2.) Islam percaya bahwa tidak ada kontradiksi antara perkataan Tuhan dengan perbuatanNya. Dengan demikian Tuhan membebaskan kita dari permusuhan tradisional antara sains dan agama, dan tidak menghendaki kita mempercayai sesuatu yang berada di luar kawasan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan olah-Nya. Tuhan mendorong kita untuk merenungkan perihal alam dan mengambil faedah daripadanya, sebab segala sesuatu telah diciptakan demi kepentingan umat manusia.

3.) Islam tidak mengemukakan pengakuan yang kosong melompong ataupun memaksa kita mempercayai sesuatu yang kita tidak mengerti. Islam mendukung ajaran-ajarannya dengan alasan dan keterangan yang memberi kepuasan kepada pikiran kita dan kepada dasar jiwa kita yang sedalam-dalamnya. Islam tidak berlandaskan pada mitos-mitos atau hikayat-hikayat. Islam mengundang setiap orang untuk bereksperimen bagi dirinya sendiri dan berpendirian bahwa kebenaran selamanya dapat dibuktikan dalam satu atau lain bentuk.

4.) Kitab wahyu Islam (Alquran) itu unik dan membedakan wajah agama ini dari agama-agama lainnya. Kendati musuh-musuh Islam berupaya secara terpadu selama berabad-abad, mereka tidak mampu menyamai bagian kecil sekalipun daripada kitab yag ajaib ini. Kelebihannya tidak hanya terletak hanya di dalam keunikan dan keindahan susasteranya, melainkan juga di dalam kebersahajaannya dan keluasan wawasan serta kepepakan ajarannya. Alquran memproklamasikan bahwa ajarannya adalah yang terbaik-suatu pengkuan yang tidak dibuat oleh kitab-kitab wahyu lainnya.

Alquran mangaku telah mengkombinasikan unsur-unsur ajaran samawi yang terbaik yang terdapat di dalam kitab-kitab suci terdahulu dan telah menempatkan di dalamnya semua ajaran yang abadi dan luas rangkumannya. Alquran mengingatkan:
    “Sesungguhnya inilah yang diajarkan dalam kitab-kitab terdahulu, kitab-kitab suci Ibrahim dan musa” (87:19)

Sebuah ciri khas Islam yang distingtif ialah kitab sucinya itu berbahasa yang hidup. apakah tidak menimbulkan tanda tanya kalau bahasa-bahasa semua Kitab Suci lainnya itu mati atau tidak lagi dipakai secara umum? Sebuah kitab suci seharusnya mempunyai bahasa yang hidup dan berlaku abadi.

5.) Sebuah ciri pembeda lainnya dari Islam adalah nabinya telah melampaui segala tahapan pangalaman hidup manusia semenjak selaku seorang anak yang keadaannya terlantar lagi yatim piatu hingga akhirnya menjadi seorang penguasa kaumnya. Peri kehidupannya di dokumentasikan sampai sekecil-kecilnya, merefleksikan keimanan yang tiada taranya kepada Tuhan dan menggambarkan pengorbanan yang tiada hentinya pada jalanNya. Beliau menjalani hidup yang sarat dengan peristiwa dan tindakan serta meninggalkan teladan amal perbuatan yang sempurna di dalam setiap medan sepak terjang manusia. Hal demikian sangat cocok dan tepat untuk dikatakan, sebab beliau adalah tafsiran hidup Alquran dan dengan teladan pribadinya menerangi jalan tempuhan manusia untuk segala zaman mendatang-suatu peran yang tidak dipenuhi secara memadai oleh nabi lain manapun.

6.) Sebuah ciri pembeda lainnya dari Islam adalah nubuatan-nubuatannya telah menjadi kenyataan dari abad ke abad, itu telah memperkuat iman para pengikutnya kepada Tuhan Yang Maha menngetahui lagi Maha Hidup. Proses ini terus berlanjut sampai masa kini, sebagaimana dibuktikan dengan penemuan-penemuan baru-baru ini, mumi Firaun yang telah mengusir Nabi Musa dan kaumnya dari negeri Mesir. Contoh segar lainnya adalah adalah mengenai perkembangan sarana baru untuk menciptkan kehancuran, dimana api terkunci didalam partikel-paartikel kecil yang akan mengembang yang bisa menyebabkan gunung-gunung hancur lebur.

7.) Sebuah ciri khas Islam lainnya ialah bilamana Islam membahas akhirat dan kehidupan sesudah mati Islam pun meramalkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang di dunia ini, penyempurnaan ramalan ini memperteguh keimanan pengikut-pengikutnya terhadap kehidupan sesudah mati.

8.) Islam berbeda dari agama-agama lainnya dalam menyediakan hukum muamalah yang komprehensif mengenai perilaku manusia secara individual, kolektif dan internasional. Perintah-perintah ini meliputi segala situasi dan mencakup hubungan antara kawan-kawan dan mitra-mitra serta bahkan antara lawan-lawan. Peraturan-pertauran dan prinsip-prinsip yang dinyatakan secara tegas itu benar-benara bersifat universal dan teruji ketegarannya sepanjang waktu.

9.) Islam memproklamirkan persamaan yang lengkap diantara umat manusia tanpa mengindahkan perbedaan kasta, kepercayaan, dan warna kulit. Satu-satunya tolak ukur kehormatan yang diakuinya ialah ketakwaan, bukan keturunan, kekayaan, ras dan warna kulit. Alquran mengatakan:
    “Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah ialah yang paling bertakwa diantara kalian” (49:140)

dan lagi:
    “Barangsiapa beramal saleh, baik laki-laki ataupun perempuan, sedang ia orang yang beriman-mereka akan memasuki surga, mereka akan diberi rezeki di dalamnya tanpa perhitungan”. (40:41)

10.) Islam mengemukakan definisi tentang baik dan jahat yang membedakan nya dari agama-agama lainnya. Islam tidak mempercayai nafsu alami manusia sebagai jahat. Islam hanya menyebut pemuasan hawa nafsu yang tak terkendali dan tidak pada tempatnyalah sebagai jahat. Islam mengajarkan bahwa kecenderungan-kecenderungan alami kita harus diatur dan disalurkan agar membuatnya konstruktif lagi bermanfaat bagi masyarakat.

11.) Islam tidak hanya membuat kaum wanita ahli waris, namun juga telah memebrikan kepada mereka hak yang sama dengan kaum pria dan bukan dengan cara yang tidak menghargai ciri-ciri khas anatomi mereka serta tugas-kewajiban khas mereka dalam nengandung dan mengurus anak.

***

Kutipan ceramah Mirza Tahir Ahmad (Khalifah Ahmadiyah ke IV) yang disampaikan di University of canberra, Ausralia.

SOLUSI ISLAM DALAM KRISIS EKONOMI GLOBAL

Bagaimana mengatasi Krisis Ekonomi Global?? Dan bagaimana Islam menawarkan solusi untuk  krisis global? Dari sudut pandang Islam, hal pertama yang harus kita perhatikan terhadap apapun dampak krisis global adalah Allah itu bersifat ar-Razzaq yaitu yang Maha Menyediakan rezeki. Dialah yang menyebabkan harta kekayaan bertambah atau berkurang. Seorang mukmin sejati tidak akan pernah merasa bermasalah terhadap naik dan turunnya harta kekayaan, karena pada kenyataannya hal itu adalah untuk kemajuan keimanannya ketika Tuhan memanifestasikan sifat-Nya dengan karunia-Nya.

Firman Allah Taala dalam Alquran Karim:

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. 
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung. 
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). 
Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan”. (ar-Ruum[30]:38-41)

Pada hari ini, seluruh dunia telah diliputi oleh krisis ekonomi. Seluruh negara-negara di dunia, baik itu negara maju maupun negara berkembang telah terjebak dalam kesulitan yang sangat rumit. Beberapa negara yang sebelumnya menikmati kondisi ekonomi yang kuat, sebegitu rupa mereka yakin akan dapat mengatur dunia disebabkan mereka mempunyai teknologi yang sangat canggih baik dalam hal ilmu pengetahuan, pangan, senjata, obat-obatan dll kini terlihat hancur di depan mata mereka sendiri begitupun negara-negara yang lain selamanya memiliki ketergantungan dengan mereka. Faktanya dari masalah tersebut adalah bahwa ekonomi mereka ditopang oleh kebijakan yang sangat rapuh yang menyebabkannya collaps terkena dampak dari krisis ekonomi global.

Sang Pengatur yang sesungguhnya adalah Tuhan, akan tetapi negara-negara super power telah gagal untuk memahami hal ini. Solusi-solusi yang mereka sedang usahakan untuk menyelamatkan perekonomiannya tidak akan bertahan lama, sebab solusi tersebut bukan solusi yang handal. Solusi yang sebenarnya hanyalah berada di dalam kedekatan kepada Tuhan dan mengikuti seluruh ajaran-Nya.

Sangat disayangkan, negara-negara Muslim  juga terlibat dalam praktek-praktek yang sama dengan mereka ketimbang mengikuti petunjuk yang ada di dalam al-Quran, negara-negara Islam sedikit pun tidak memiliki rasa bersalah ataupun rasa malu. Para pemimpin dari negara-negara Islam memiliki rasa egois yang begitu tinggi dan mereka lebih tertarik untuk terus mengisi account bank pribadinya. Negara-negara di Timur Tengah (negara kaya minyak) lebih memilih untuk terus membangun infrastruktur yang lebih modern untuk mereka sendiri, akan tetapi mereka tidak menggunakan sumber kekayaan alamnya sebagaimana yang Tuhan telah perintahkan yaitu untuk membantu negara-negara Muslim lainnya yang miskin. Bahkan mereka telah menginventasikan keuntungannya dan harta kekayaannya di negara-negara Barat supaya mereka dapat mengakumulasikan bunganya di depositonya.  Di sisi lain, mereka mengembangkan sebuah system Bank Islam untuk merealisasikan tujuan-tujuannya di negaranya sendiri, yang faktanya hanyalah seperti pelabelan saja dan sistemnya sama dengan riba atupun bunga dan tetap tidak mengikuti ajaran dari al-Quran.

Allah Yang Maha Menyediakan Rezeki, memperingatkan orang-orang yang beriman untuk membelanjakan sebagian rezekinya terhadap keluarganya, fakir miskin, dan musafir demi untuk meraih keridhaan Allah dan untuk mendapatkan kemakmuran dalam hal spiritual maupun material dengan baik. Seorang mukmin yang sejati bukanlah seseorang yang mengeluarkan kata-kata tak bermakna dari mulutnya, akan tetapi dia adalah seorang yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap Tuhannya, Yang Telah Menyediakan segala keperluannya, dan dia membelanjakan kembali apa yang dia peroleh sesuai dengan keinginan Tuhan.

Yang perlu digaris bawahi dalam hal ini adalah, kita harus ingat seorang muslim adalah saudara dari muslim lainnya, sama halnya bahwa negara-negara Muslim adalah bersudara  satu sama lain, bahwasanya mereka harus membantu negara-negara Muslim lainnya yang miskin dan bukan menganggap bantuan tersebut sebagai sedekah melainkan sebagai sebuah pemenuhan terhadap tanggung jawab Agama. Seharusnya negara-negara Muslim yang kaya memenuhi tanggung jawab ini daripada menginvestasikan kekayaannya di negara-negara Barat untuk memperoleh bunga, mereka seharusnya mencari keridhaan Tuhan akan tetapi mereka telah gagal untuk melakukannya dan sekarang mereka menderita kemalangan sebagai akibat dari krisis ekonomi global.

Bagaimana penyebab krisis ekonomi global? adalah sebuah fakta bahwa institusi-institusi yang memberikan pinjaman di negara-negara Barat sebenarnya menggunakan dana deposito dari kekayaan client mereka dan menyalurkan uang ini sebagai pinjaman untuk beberapa keperluan, untuk membeli rumah dan beberapa item pribadi lainnya. Uang tersebut sebagian besar hampir tidak dipinjamkan untuk proyek-proyek yang produktif, dimana sebenarnya akan lebih dapat memperkuat perekonomian dengan menciptakan banyak resource. Pinjaman-pinjaman ini telah diserahkan dengan persyaratan yang mudah (sebagai contoh uang muka yang rendah, dan dalam beberapa kasus hingga 0% deposits). Kemudian para peminjam tidak menaruh perhatian terhadap sejumlah uang yang harus dia bayarkan untuk bunganya sesuai persyaratan dalam kontraknya. Ketika penghasilan yang diperolehnya mengalami penurunan, dan dia harus menjalankan rumah tangganya selama masa pembayaran hutangnya, dia telah mendapati dirinya tenggelam begitu dalam ke dalam jurang hutang yang membuatnya sangat mustahil untuk bisa membayar kembali hutangnya dalam beberapa kasus. Ketika pelunasan hutang dari banyak client mengalami kemacetan, banyak Bank menghentikan pinjaman uang karena dana  tidak dengan cepat dapat disediakan. Sebagai akibatnya adalah terjadinya krisis ekonomi global.

Beberapa negara mengklaim bahwa mereka tidak terkena imbas dari krisis ini, sebagai contoh negara-negara Timur Tengah, mereka telah membuat pernyataan yang salah, pertama, investasi luar negri mereka menjadi menyusut dalam nilainya dan yang kedua mereka memiliki ketergantungan terhadap sumber kekayaan alam mereka, sebagai contoh terhadap minyak yang juga mengalami penyusutan nilai yang hebat. Sebuah editorial surat kabar dengan judul “Lautan Hutang” memberikan pernyataan bahwa perekonomian Amerika telah masuk ke dalam kondisi yang sangat sulit sehingga mustahil untuk dapat memulihkannya dengan mudah.

Faktanya, seluruh dunia sedang menghadapi situasi yang sama. Di Amerika, para pengguna kartu kredit yang demikian banyaknya menjadikan mereka terpuruk dan tidak dapat memperoleh kemajuan karena mereka telah terlibat satu bentuk kecerobohan dalam pembelanjaan. Sekarang dana yang tidak bisa dengan segera disediakan dan terdapat pembatasan-pembatasan dari perusahaan-perusahaan credit card menyebabkan masing-masing individu menekan diri untuk berbelanja. Angka penjualan mobil mengalami penurunan tajam dan air travel juga mengalami kemerosotan drastis. Ini adalah sebagai hasil dari berkurangnya konsumsi bahan bakar disebabkan harga minyak sangat jatuh. Sebagai tambahan, daya beli terhadap semua kebutuhan pribadi mengalami penurunan sehingga sebagai hasilnya adalah meningkatnya depresi individu.

Sehingga Allah berfirman bahwa siapa yang menggunakan riba sebagai sebuah bentuk income adalah sama dengan berdirinya orang yang kemasukan syetan.

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (2:276)

Di tempat lain, Allah telah menyatakan riba itu haram. Menggunakan riba menyebabkan seseorang jatuh ke dalam lingkaran setan, dan membuatnya sangat sulit untuk melepaskan diri daripadanya. ada sebuah anekdote bahwa “Jika tetanggaku kehilangan pekerjaan, itu adalah resesi. Jika aku kehilangan pekerjaan, itu adalah depresi”. Anekdot ini hanyalah memberikan poin terhadap situasi global saat ini, dimana ribuan pekerjaan telah lenyap. Negara-negara Islam harus meninggalkan penggunaan riba. Kebalikannya, lebih mempernyanyak investasi dalam bidang perdagangan sesuai dengan ajaran islam yang seharusnnya negara-negara Muslim dapat memimpin dalam bidang ini. Selain riba keadaan ini diperparah oleh sebagaian negara-negara Islam yang sangat tinggi tingkat korupsinya dan lemahnya loyalitas terhadap negara.

Beberapa negara tetap bisa bertahan di atas pinjaman dari negara-negara kaya akan tetapi tidak memiliki metode bagaimana mereka harus membayar kembali hutang-hutangnya. Negara-negara ini telah diberkati dengan kekayaan alam akan tetapi mereka telah melakukan praktek-praktek yang memalukan dengan mengharapkan dana dari negara-negara lain dari waktu ke waktu.

Kenyataannya mereka telah melupakan ajaran dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan mereka akan terkena murka dari Tuhan. system dari riba ini menciptakan jurang pemisah yang begitu dalam antara yang kaya dan miskin akan tetapi system Islam seperti zakat menciptakan hubungan yang harmonis antara seluruh anggota masyarakat.

Sudah seharusnya kita menghentikan segala bentuk pinjaman, hal ini dapat mencegah dari berbagai macam krisis ekonomi supaya krisis ini tidak akan berulang beberapa tahun lagi ke depan, dan lebih memaksimalkan sumber daya alam dalam negeri, sebagaimana disinggung dalam ayat di awal bahwa Allah tidak hanya menciptakan kita akan tetapi juga menjanjikan untuk menyediakan rezeki untuk ciptaan-Nya, dalam kondisi bahwa kita mengikuti perintah-perintah-Nya. jadi Ketidakstabilan dan frustasi serta perang dingin yang sekarang ini terjadi di dunia adalah sebagai akibat dari kekayaan dunia yang hanya dipergunakan oleh segelintir golongan kaya sedangkan golongan yang lemah hanya bisa melihat dari jauh tanpa pernah mendapatkan bagian untuk diri mereka sendiri. Alasan lainnya dari rusaknya kedamaian dunia juga merupakan cabang dari kenyataan yang terjadi bahwa negara-negara kaya memanfaatkan kekayaan alam negara-negara berkembang untuk digunakan demi keuntungannya sendiri. Tradisi Islam sangat mengutuk hal ini.

Dunia harus memahami beberapa aturan berharga ini untuk dapat menghentikan krisis ekonomi ini :

  1.  Belajar untuk berdiri dengan kemampuan sendiri, baik itu sebagai individu maupun level negara. Tetaplah merasa puas sesuai dengan kemampuan sendiri dan jangan tergiur untuk membeli rumah yang besar dan mobil mewah yang akan menggiring terlibat ke dalam system hutang. 
  2. Jauhkan diri dari system riba
  3. Kekayaan dari suatu negara harus terlepas dari usaha untuk mengatur kekayaan alam negara lain. Negara-negara berkembang harus percaya diri bahwa sumber kekayaan negaranya akan dapat dimanfaatkan untuk keuntungan negaranya sendiri meskipun masih ada intervensi dari Internasional.
  4. Pemimpin-pemimpin negara harus loyal dan memiliki rasa patriotisme terhadap negaranya sendiri.
  5.  Hak-hak dari orang-orang miskin harus dipenuhi.
Aturan-aturan ini adalah bersumber dari ajaran Islam, hanya Islam lah yang dapat mempresentasikan solusi terbaik untuk menghadapi krisis yang terjadi di dunia sekarang. Takwa adalah suatu keharusan jika kita ingin mendapatkan kemakmuran.

SUMBER: Ringkasan Khutbah Jumat
yang disampaikan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifah Jamaah Ahmadiyah Internasional, October 31 st, 2008

JIHAD DENGAN AL-QURAN

Alquran menyerukan kita untuk berjihad sebagai berikut,
“Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka (dengan Alquran) dengan jihad yang besar.” (25:53).
Akan tetapi, apakah orang-orang Islam dewasa ini menyerukan kepada orang-orang untuk berjihad seperti jihad Alquran itu? Berapa banyakkah orang-orang yang telah keluar untuk berjihad terhadap orang-orang kafir dengan membawa Alquran di tangan mereka? Apakah di dalam Islam dan di dalam Alquran tidak terdapat suatu keindahan apa pun yang dapat menarik hati orang-orang terhadapnya? Apabila hal demikian itu benar, lalu bukti kebenaran Islam itu apa? Tuturan manusia dapat menawan hati orang-orang, tetapi hanya kalam Tuhan yang demikian tidak berkesan sehingga dengan perantaraannya hati orang-orang tidak dapat ditaklukkan? Oleh karena itu maka pedang diperlukan untuk menyuruh orang-orang beriman? Akan tetapi sampai hari ini tidak pernah terjadi hati ditundukkan dengan pedang. Bahkan Islam mengutuk keadaan yang didalamnya agama dianut orang karena takut atau karena rayuan pesona duniawi.

BACA SELENGKAPNYA
Back to top